
blog pakNo: Gedung pencakar langit yang terletak di pusat ibukota Georgia, Tbilisi, ini sekilas memang tampak sudah usang dan tak layak lagi untuk ditinggali. Namun, siapa sangka jika dulunya bangunan berlumut ini ternyata adalah hotel terbaik di Georgia dan banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melihat pemandangan kota Tbilisi dari atas.
Kemudian pada awal tahun 1990-an, segera setelah runtuhnya Uni Soviet, perang saudara pecah di Georgia. Tbilisi dibanjiri pengungsi etnis Georgia yang datang dari wilayah sengketa Abkhazia di sebelah barat Georgia. Sebagaimana dilansir amusingplanet, ada lebih dari 200.000 pengungsi yang membanjiri kota tersebut.
Pemerintah Georgia pun akhirnya terpaksa harus menangani relokasi mereka untuk menjaga keamanan kota. Banyak bangunan di Tbilisi, termasuk Hotel Radisson Blu Iveria, yang dialokasikan sebagai perumahan untuk para pengungsi. Ribuan pengungsi kemudian ditempatkan di lantai 22 Hotel Radisson Blu Iveria.

Keruntuhan Uni Soviet berdampak buruk pada pariwisata Georgia, sehingga banyak hotel yang tidak mampu beroperasi. Berdasarkan laporan seorang wartawan yang mengunjungi Hotel Radisson Blu Iveria pada tahun 2001, lantai hotel itu tak lagi dilapisi karpet. Wartawan itu bahkan mengaku tidak kuat ketika harus mencium bau pesing di tangga marmer bekas hotel mewah itu.

Bangunan yang dulunya indah itu bahkan telah ditumbuhi rumput - di lantai enam belas. Di setiap lantai, bahkan terdapat warung kecil yang menjual sayuran, cokelat, dan, tentu saja, alkohol. Kondisi memprihatinkan itu berakhir setelah Revolusi Mawar terjadi pada tahun 2003 - ketika Presiden Shevardnadze mengundurkan diri dari jabatannya.

Pemerintah mulai menaruh perhatian lebih pada hotel itu dan berusaha mengembalikannya ke kondisi aslinya. Maka, dewan pun memberi kompensasi kepada semua orang yang tinggal di tempat itu sebesar USD 7.000 (Rp 81,9 juta), dan meminta mereka untuk segera pindah dari hotel itu.
Dikutip dari merdeka.com, Hotel Radisson Blu Iveria kini telah kembali ke masa kejayaannya. Hotel ini telah direnovasi kembali dan sekarang menyediakan 249 kamar, beberapa restoran, bar, dan pusat konferensi, bagi para tamu yang hendak menginap di sana. Hotel ini kemudian dibuka kembali pada tahun 2009.
Blogger Comment
Facebook Comment